Premium Dihapus Beralih ke Pertalite, Ahok: Keputusan di Kementerian

 

Suara.com - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengungkapkan, bahwa saat ini pemakaian bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite sudah mencapai 80 persen, artinya hampir sebagian besar masyarakat mulai beralih dari pemakaian Premium ke Pertalite. BEST PROFIT

"Pemakaian pertalite sudah 80 persen dari BBM," kata Ahok saat dihubungi Suara.com, Kamis (28/10/2021). BESTPROFIT


Atas tingginya penggunaan bensin beroktan 90 ini, Ahok mengatakan, kemungkinan besar Pertalite akan diajukan Kementerian ESDM untuk mendapatkan Public Service Obligation (PSO) atau subsidi seperti halnya Premium. PT BESTPROFIT

"Kemungkinan Kementerian (ESDM) akan ajukan Pertalite jadi PSO seperti Premium," ucap Ahok. PT BEST PROFIT

Itu artinya kata Ahok, jika Pertalite jadi PSO kemungkinan besar BBM jenis Premium bakal di hapus dari pasaran. Namun meski begitu keputusan tetap ada di tangan Kementerian ESDM.

"Tergantung subsidinya kemana. Iya, tapi keputusan di Kementerian," ucapnya. PT BESTPROFIT FUTURES


Sebelumnya Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih mengatakan harga jual pertalite saat ini sudah tidak sesuai dengan harga pasar, menurutnya harga jual pertalite sudah harus Rp11.000 per liter.

Pertalite ini kan sebenarnya jenis bahan bakar umum secara normal harga Pertalite ini sudah berada di atas Rp 11.000 harga keekonomian. Kemudian Pertamina masih tetap harus menjual di harga Rp 7.650 " kata Soerjaningsih, dalam konferensi pers, Senin (25/10/2021).

Soerjaningsih bilang, keputusan menjual Pertalite di bawah harga keekonomian, bertujuan untuk tidak membuat keresahan di masyarakat bila dilakukan kenaikan harga yang cukup tinggi mengikuti harga minyak mentah dunia. BEST PROFIT FUTURES

Sehingga Pertamina sebagai BUMN diharapkan tetap support (mendukung) kelancaran penyediaan dan distribusi BBM yang terjangkau," kata dia. PT BEST PROFIT FUTURES

Hal yang sama juga dilakukan pada BBM jenis premium, yang tetap dijual dengan harga Rp6.450 per liter, padahal harga keekonomiannya saat ini sudah mencapai Rp9.000 per liter.

Terkait selisih harga jual dan harga keekonomian tersebut, Soerjaningsih memastikan, pemerintah akan memberikan kompensasi kepada Pertamina agar perseroan tidak merugi.

sumber suara

Komentar