"Ini dua hari lho, kita sudah waiting list pagi itu sudah delapan, ini (siang) sudah 12 jenazah. Ini kan repot. Ini (Rabu siang) sudah waiting list belum sampai siang," kata Tim pemulasaraan Jenazah RSUD dr Loekmonohadi Kudus, Syaiful Anas kepada wartawan di RSUD Kudus,Rabu (2/6).
Anas mengatakan ada sejumlah faktor terjadinya antrean pemakaman jenazah. Pertama karena proses pemakaman hanya dilakukan dari tim pemakaman dari Kabupaten Kudus. Sedangkan dari desa tidak ada yang membantu.
"Jadi seharusnya konsepnya tim Cekathil link atau tim yang lain hanya mengawal saja, dia hanya mengirimkan kemudian menurunkan ke liang lahad dan tugas berikutnya satgas yang ada di desa. Kalau begitu rampung, mau jenazah 100 per hari pun kita bisa. Ada serah terima dari Satgas Kabupaten dengan satgas desa," jelasnya.
Dia mengaku kewalahan melakukan pemakaman jenazah terkena virus Corona. Apalagi di desa-desa belum dibentuk satgas pemakaman. Anas mengatakan banyak di-prank oleh pihak desa-desa. Sebab saat akan melakukan pemakaman akan dibantu pihak desa. Namun sampai di desa, mereka tidak siap ikut membantu pemakaman jenazah terkonfirmasi positif COVID-19.
"Kita kewalahan, ngurus RSU, Mardi Rahayu, RSI kita kewalahan. Padahal setahun lalu sudah ada pelatihan, kenapa tidak dijalankan," sambung Anas.
Anas menjelaskan angka kematian di Kudus terus mengalami kenaikan. Terakhir dalam sehari ada sebanyak 32 kematian pasien dengan terkonfirmasi positif COVID-19.
sumber detik
Komentar
Posting Komentar